Yogyakarta — Upaya meningkatkan mutu pembelajaran matematika di pesantren kembali mendapat sorotan positif melalui kegiatan Sarasehan Guru Matematika Pesantren bertema “Inclusive Mathematics” yang digelar pada Sabtu, 15 November 2025 di Ruang Sidang 1 Departemen Matematika FMIPA UGM.
Di balik suksesnya acara ini, Universitas Alma Ata (UAA) tampil sebagai penggerak utama dalam menghadirkan perspektif baru pembelajaran matematika yang lebih ramah dan inklusif bagi santri. Melalui Program Studi Pendidikan Matematika UAA berperan aktif dalam merancang substansi materi, menghadirkan pemateri utama, dan memastikan kegiatan benar-benar menjawab kebutuhan nyata guru-guru pesantren.
Acara ini merupakan kolaborasi antara Departemen Matematika FMIPA UGM, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Alma Ata, dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU, menghadirkan para guru pesantren dari berbagai wilayah.
Alma Ata Hadir sebagai Pusat Inovasi Pedagogi untuk Pesantren
Peran Universitas Alma Ata tampak kuat sejak awal kegiatan. Salah satu pemateri utama, Dr. Martalia Ardiyaningrum, S.Si., M.Pd., yang juga dosen Pendidikan Matematika UAA, membuka sesi materi dengan topik penting: “Cerdas Memulai Pembelajaran dengan Penilaian Diagnostik.”
Dalam pemaparannya, Dr. Martalia menekankan bagaimana asesmen diagnostik dapat membantu guru memahami kesiapan dan kebutuhan santri secara lebih akurat, terutama dalam konteks kelas pesantren yang sangat heterogen. Pendekatan ini menjadi kunci utama konsep Inclusive Mathematics yang diusung dalam kegiatan ini.
“Sebagai lembaga pendidikan yang berfokus pada pembentukan pendidik profesional, Alma Ata berkomitmen menghadirkan strategi pembelajaran yang humanis, adaptif, dan relevan untuk pesantren,” jelasnya.

Sambutan Pembuka: Sinergi Antarlembaga
Acara diawali oleh sambutan Ketua RMI PBNU, K.H. Dr. Muhammad Nilzam Yahya, yang menyampaikan apresiasi atas keterlibatan aktif Universitas Alma Ata dalam memajukan pembelajaran pesantren.
Sambutan berikutnya dari Ketua PkM, Danang T. Qoyyimi, Ph.D., juga menekankan bahwa kontribusi UAA sangat terlihat dalam pengembangan konsep inovasi pembelajaran matematika yang inklusif.
Para Pemateri Hadirkan Perspektif Modern Pembelajaran
Selain materi dari UAA, sarasehan ini juga diisi oleh: Bapak Ivan Luthfi Ihwani, S.Si., M.Sc., Ph.D., dengan materi: “Dari Papan Tulis ke Layar: Transformasi Pembelajaran dengan GeoGebra”, ia menunjukkan bagaimana teknologi dapat memperkaya pembelajaran matematika, membuatnya lebih visual dan interaktif. Pemateri lain yang berkontribusi adalah Prof. Dr. Gunardi, M.Si. menyampaikan materi: “Motivasi Belajar Matematika Melalui Aplikasi di Bidang Keuangan.” Beliau mengajak peserta melihat manfaat praktis matematika dalam kehidupan santri.
Antusiasme Guru Pesantren: Hangat, Interaktif, dan Penuh Terobosan
Diskusi berlangsung hidup, para guru berbagi pengalaman mengajar di pesantren dan mendapatkan banyak perspektif baru. Materi yang dibawa oleh Universitas Alma Ata mendapat antusiasme besar karena dinilai sangat relevan dengan tantangan sehari-hari di kelas pesantren.
Banyak peserta mengakui bahwa pendekatan yang dibawa UAA—khususnya dalam penilaian diagnostik—memberikan sudut pandang baru untuk membangun pembelajaran matematika yang lebih inklusif.
Alma Ata Pertegas Komitmen untuk Pendidikan Pesantren
Melalui kegiatan ini, Universitas Alma Ata kembali menegaskan komitmennya sebagai kampus yang aktif dalam pengembangan pendidikan pesantren dan pendidikan matematika modern.
Kolaborasi bersama UGM dan RMI PBNU diharapkan menjadi langkah awal dari program-program lanjutan yang lebih besar, terutama dalam peningkatan kapasitas guru pesantren serta pengembangan model pembelajaran inklusif yang aplikatif.